Tuesday, December 29, 2009

Sang Operator

Waktu saya masih amat kecil, ayah sudah memiliki telepon di rumah kami. Inilah telepon masa awal, warnanya hitam, di tempelkan di dinding, dan kalau mau menghubungi operator, kita harus memutar sebuah putaran dan minta disambungkan dengan nomor telepon lain. Sang operator akan menghubungkan secara manual.

Dalam waktu singkat, saya menemukan bahwa, kalau putaran di putar, sebuah suara yang ramah, manis, akan berkata : "Operator". Dan si operator ini maha tahu.

Ia tahu semua nomor telepon orang lain!
Ia tahu nomor telepon restoran, rumah sakit, bahkan nomor telepon toko kue di ujung kota.

Pengalaman pertama dengan sang operator terjadi waktu tidak ada seorangpun dirumah, dan jempol kiri saya terjepit pintu. Saya berputar putar kesakitan dan memasukkan jempol ini kedalam mulut tatakala saya ingat .... Operator!!!

Segera saya putar bidai pemutar dan menanti suaranya.
" Disini operator..."
" Jempol saya kejepit pintu..." kata saya sambil menangis. Kini emosi bisa meluap, karena ada yang mendengarkan.
" Apakah ibumu ada di rumah ? " tanyanya.
" Tidak ada orang "
" Apakah jempolmu berdarah ?"
" Tidak , cuma warnanya merah, dan sakiiit sekali "
" Bisakah kamu membuka lemari es? " tanyanya.
" Bisa, naik di bangku. "
" Ambillah sepotong es dan tempelkan pada jempolmu..."

Sejak saat itu saya selalu menelpon operator kalau perlu sesuatu.

Waktu tidak bisa menjawab pertanyaan ilmu bumi, apa nama ibu kota sebuah Negara, tanya tentang matematik. Ia juga menjelaskan bahwa tupai yang saya tangkap untuk dijadikan binatang peliharaan , makannya kacang atau buah.

Suatu hari, burung peliharaan saya mati.
Saya telpon sang operator dan melaporkan berita duka cita ini.

Ia mendengarkan semua keluhan, kemudian mengutarakan kata kata hiburan yang biasa diutarakan orang dewasa untuk anak kecil yang sedang sedih. Tapi rasa belasungkawa saya terlalu besar. Saya tanya : " Kenapa burung yang pintar menyanyi dan menimbulkan sukacita sekarang tergeletak tidak bergerak di kandangnya ?"

Ia berkata pelan : " Karena ia sekarang menyanyi di dunia lain..." Kata - kata ini tidak tau bagaimana bisa menenangkan saya.

Lain kali saya telpon dia lagi.
" Disini operator "
" Bagaimana mengeja kata kukuruyuk?"

Kejadian ini berlangsung sampai saya berusia 9 tahun. Kami sekeluarga kemudian pindah kota lain. Saya sangat kehilangan " Disini operator "

Saya tumbuh jadi remaja, kemudian anak muda, dan kenangan masa kecil selalu saya nikmati. Betapa sabarnya wanita ini. Betapa penuh pengertian dan mau meladeni anak kecil.

Beberapa tahun kemudian, saat jadi mahasiswa, saya studi trip ke kota asal.
Segera sesudah saya tiba, saya menelpon kantor telepon, dan minta bagian "
operator "
" Disini operator "
Suara yang sama. Ramah tamah yang sama.
Saya tanya : " Bisa ngga eja kata kukuruyuk "
Hening sebentar. Kemudian ada pertanyaan : "Jempolmu yang kejepit pintu sudah sembuh kan ?"
Saya tertawa. " Itu Anda.... Wah waktu berlalu begitu cepat ya "
Saya terangkan juga betapa saya berterima kasih untuk semua pembicaraan waktu masih kecil. Saya selalu menikmatinya. Ia berkata serius : " Saya yang menikmati pembicaraan dengan mu. Saya selalu menunggu nunggu kau menelpon "

Saya ceritakan bahwa , ia menempati tempat khusus di hati saya. Saya bertanya apa lain kali boleh menelponnya lagi. " Tentu, nama saya Saly "

Tiga bulan kemudian saya balik ke kota asal. Telpon operator. Suara yang sangat beda dan asing. Saya minta bicara dengan operator yang namanya Saly.
Suara itu bertanya " Apa Anda temannya ?"
" Ya teman sangat lama "
" Maaf untuk kabarkan hal ini, Saly beberapa tahun terakhir bekerja paruh waktu karena sakit sakitan. Ia meninggal lima minggu yang lalu..."

Sebelum saya meletakkan telepon, tiba tiba suara itu bertanya : "Maaf, apakah Anda bernama Paul ?"
"Ya "
" Saly meninggalkan sebuah pesan buat Anda. Dia menulisnya di atas sepotong kertas, sebentar ya....."
Ia kemudian membacakan pesan Saly :
" Bilang pada Paul, bahwa IA SEKARANG MENYANYI DI DUNIA LAIN... Paul akan mengerti kata kata ini...."

Saya meletakkan gagang telepon. Saya tahu apa yang Saly maksudkan.

Jangan sekali sekali mengabaikan, bagaimana Anda menyentuh hidup orang lain.

Monday, December 28, 2009

Cerita Curhatku: Doa dan Asa

Hidupku bagaikan langit tak berbintang
Amalku layaknya rumah tak bertiang
Seperti kabut di malam hari itulah gambaran hati...
Seperti kabut di malam hari itulah gambaran hati...

Ya Tuhan tuntunlah langkahku
Tuk menuju jalanMu itu
Ya Tuhan jadikanlah aku
Hamba yang mengisi surgaMu
Ku ingin Tahu jalan menuju
Karna petunjukMu ku bisa menempuhnya

Ingin kurasakan nikmatnya surgaMu
Tapi tak mungkin tanpa kasih dan sayangMu
Ingin kurasakan nikmatnya surgaMu
Tapi tak mungkin tanpa kasih dan sayangMu


Kau pelita dalam hidupkuYang memberi cahaya digelap malam
Kau adalah tumpuankuYang memberi harapan ke setiap insan

Ku ingin Tahu jalan menuju
Karna petunjuk Mu ku bisa menempuhnya

Ingin kurasakan nikmatnya surgaMu
Tapi tak mungkin tanpa kasih dan sayangMu
Ingin kurasakan nikmatnya surgaMu
Tapi tak mungkin tanpa kasih dan sayangMu

Cerita Curhatku: kakak ku

Kakak ku tersayang..
Betapa harunya hati ini,
melihat dirimu berjuang untuk sehat.

Kakak ku tercinta..
Betapa ku tak bisa menahan tangis,
saat mendengar cerita pahit mu waktu itu.

Kakak ku yang ku rindu..
Betapa tak kuasa diri ini,
Melihat mu tersenyum di atas rasa sakit yang kau derita.

Cepat lah kau sembuh..
Do'a ku selalau bersama mu...
(31 maret 08)

Cerita Curhatku: Tak Ingin dia(beliau) Kecewa

suatu hari .. slesei syuro yg melelahkan, alhamdulillah tiba juga di rumah..!
saat itu, lelah sudah numpuk di pundak ku. tanpa sadar aku menghela nafas dgn nada mengeluh

aku: "fiuuuuh..."

kagetnya beliau mendengar suara ku itu..

ibu : "neng..jangan kaya gitu aagh (maksudnya mengehela nafas dgn nada itu). K...amu kaya anak kekurangan jajan aja siih,,!"

aku: "hehee..iya ya".

tau apa artinya ??
ada satu harapan dan doa dalam tiap canda bidadari itu (ibuku). Beliau tak ingin anaknya terlihat lelah dalam dakwah. Beliau berharap apa yang dilakukan anaknya haruz lah ikhlas dan selalu smangat. itu lah BIDADARI ku ! !
Aku tak boleh mengeluh..aku tak ingin Bidadari ku merasa kecewa ataz ikhtiar ku.
Subhanallah..
Wal Hamdulillah..

*ukhti_Kecil*

Cerita Curhatku: Semakin Senja

Yuhuu..segarnya.. abis mandi sore..hilangkan debu2 yang menempel. hilangkan lelah di wktu siang.. Selesai itu..tanpa sengaja, aku melihat BIDADARI (ibu ku) sedang bercermin..

Dgn sembunyi2 mlihat, aku brusaha untk tdk mengganggunya.
Bidadari ku itu mengusap dahinya, wajahnya, rambutnya,..
dalam hti aku mnaha...n tangis..sraya brdoa ..

Ya Allah, ternyata ibu ku semakin renta.. kriput di wajahnya sdh mulai trlihat.. Astaghfirullah..ya Robb kebahagian apa yang telah aku berikan pada Bidadari ku, padahal pengunjung akhir tahun tinggal menunggu hri.. Anak macam apa aku ini ??
Ya Allah, beri lah Bidadari ku ni syurga yg indah untuk nya.

Amiin..

*ukhti kecil*